26 September 2025, di tengah terik matahari dan sejuknya semilir angin terdengar sayup suara gamelan dari Kiai Mangun Driyo, sebuah grup musik tradisional yang bernaung di Desa Jajar, sebagai salah satu warisan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan. Iya, Jajar, sebuah Desa yang syarat dengan kearifan lokal dan kekentalan budayanya, juga balutan keindahan alam yang menyelimutinya.
Siang itu, terlihat warna yang berbeda di Paseban Kumbakarna, salah satu icon wisata di Taman Desa Jajar, sebuah bangunan tradisional berbentuk joglo yang dikemas ala kafe dan ball room budaya. Privat namun terbuka, dekat dengan alam dan nyaman. Terlihat rombongan Dosen dan staff berderet memasuki area paseban, diiringi dengan alunan suara gamelan, menambah suasana sakral namun bersahabat.
Rombongan kali ini bukan wisatawan, akan tetapi tim monitoring dan evaluasi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Kedatangan tim monev bertujuan untuk mengukur sejauh mana program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) dengan tajuk Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah di desa ini berjalan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan akuntabilitas dari LPPM UPN Veteran Jatim dalam mendampingi, mengawal, dan mengawasi program-program yang dinaunginya.
“Iya benar, monev ini memang salah satu komitmen kami untuk mewujudkan program pengabdian yang tepat sasaran dan penuh tanggungjawab,” ujar Rosyida, ketua LPPM UPN Veteran Jawa Timur sekaligus tim monev.
Selain tim PDB dari UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Tulungagung, turut hadir dalam menyambut tim monev adalah Imam Edy Mukaryanto selaku Kepala Desa Jajar beserta jajarannya, Nurma Yulita selaku Direktur BUMDes Jajar, juga Imam Basori (Ketua Pokdarwis Kumbokarno Mukti) serta Silas (Ketua Poktan Dewi Sri) selaku mitra program. Sebagai sesepuh, Eyang Suwito juga hadir membersamai serangkaian program pengabdian, sekaligus menjadi punggawa utama iringan gamelan.
Kegiatan terlihat meriah namun hikmat, ditandai dengan keseriusan seluruh peserta dan sesekali gelegar tawa yang mewarnai seluruh rangkaian acara. Sebagai ketua tim PDB, dalam paparannya Wahyu menyambut gembira kedatangan tim monev. Selain persiapan yang matang, Wahyu juga menyampaikan paparan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, luaran dan indikator yang telah dicapai, berikut rencana pelaksanaan serta tindak lanjut kegiatan berikutnya.
“Hilirisasi teknologi menjadi prinsip utama dalam kegiatan ini, baik hard atau pun soft teknologi. Demand-driven juga mendasari pembuatan teknologi sesuai kebutuhan dan tepat sasaran,” ujar Wahyu dalam paparannya.
Tim PDB juga mengutamakan pelibatan mahasiswa dalam semua proses pengabdian, terutama yang berkaitan dengan bidang ilmu dari masing-masing mahasiswa. Dalam pembuatan teknologi tepat guna misalnya, mahasiswa dilibatkan dalam proses desain, sampai dengan pembuatan teknologi dengan bimbingan Dosen dan tenaga lapangan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa dalam menerapkan keilmuannya di dunia nyata.
“Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Teknik Mesin UPN Veteran Jawa Timur, mereka yang membantu kami membuat mesin dan memandu pelatihan operasional mesin pengaduk bumbu kripik pisang di Desa Jajar.” Tambah Wahyu.
Selain mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin, Wahyu juga melibatkan beberapa mahasiswa Pariwisata, yang bertugas dalam pengembangan wisata di Desa Jajar, meramu, dan merumuskan kecocokan apa yang dapat diterapkan melalui program ini.
Semua paparan telah disampaikan dengan baik, Wahyu dibantu Praja (Dosen Pariwisata), Hendra (Dosen Ilmu Komputer), dan Mufida (Dosen Agribisnis dari Universitas Tulungagung) juga telah menyiapkan pameran produk lokal sebagai salah satu hasil pelaksanaan program.
“Dalam mewujudkan Desa Wisata Jajar Gumregah yang bersinergi, kami bermaksud menggabungkan semua unsur yang ada di desa ini, khususnya dari unsur seni, budaya, dan UMKM menjadi satu brand oleh-oleh Khas Desa Jajar dengan tajuk Kumbokarno Ole-ole”, ujar Mufida.
Program ini telah mendorong Jajar menjadi sebuah icon wisata budaya baru yang dikelilingi keindahan alam dan teknologi pertanian yang berkembang dengan mengangkat hasil UMKM dari warga sekitar.
Rossyda Priyadarshini, selaku Kepala LPPM UPN Veteran Jawa Timur, menyatakan, “Kami dari LPPM UPN Veteran Jawa Timur, selaku perwakilan DPPM Kemdiktisaintek, menyampaikan terima kasih atas kerja keras tim PDB dan juga pihak dari Desa Jajar. Saya rasa program ini sudah berjalan dengan baik, hanya perlu dimaksimalkan pengukuran dampak terhadap warga setempat. Jangan sampai seluruh program baik ini hanya memberikan dampak satu atau dua tahun saja, namun harus berkelanjutan.”
Kegiatan monev ditutup dengan makan siang bersama dengan menu khas Desa Jajar sekaligus menunjukkan salah satu keunggulan wisata yang disajikan di Desa ini sambil diiringi alunan musik gamelan.
Seluruh kegiatan Pemberdayaan Desa Binanaan dengan tema Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Tahun 2025. Program ini juga telah mewujudkan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan global (SDGs), yakni tujuan 8 (pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan), tujuan 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), tujuan 10 (pengurangan kemiskinan), tujuan 12 (produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab), dan tujuan 17 (kemitraan untuk perdamaian dan tujuan global).