Idul Fitri selalu menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan bagi umat Muslim. Salah satu tradisi yang tak pernah lepas dari perayaan Hari Raya adalah saling kunjung rumah, yang kembali berlangsung dalam Idul Fitri 1446 H ini.

Sejak pagi hari, setelah menunaikan Salat Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan sahabat untuk bersilaturahmi. Tradisi ini bukan sekadar ajang temu kangen, tetapi juga menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan dan saling memaafkan.

Tak terkecuali rumah Kepala Desa Jajar yang selalu ramai didatangi para warga untuk bersilaturahmi dan saling bermaafan. Warga dengan antusias mendatangi kediaman Kepala Desa sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan dalam suasana Lebaran. Kepala Desa dengan hangat menyambut setiap tamu yang datang, menyediakan hidangan khas Lebaran, serta berbagi cerita dan doa bersama.

Di berbagai daerah, warga menyambut tamu dengan berbagai hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan aneka kue kering. Keceriaan terlihat di setiap rumah yang dikunjungi, dengan obrolan hangat dan doa yang dipanjatkan bersama. Anak-anak pun tampak antusias, karena tradisi ini juga identik dengan pemberian angpao atau 'salam tempel' dari orang yang lebih tua kepada mereka.

Selain mempererat hubungan keluarga dan kerabat, tradisi saling kunjung ini juga menjadi sarana untuk menjaga keharmonisan sosial di lingkungan sekitar. Tidak hanya di kalangan keluarga, tetapi juga antarwarga desa yang saling mengunjungi tanpa melihat perbedaan status sosial.

Meski zaman terus berkembang, budaya saling kunjung saat Lebaran tetap dipertahankan oleh masyarakat sebagai bagian dari nilai luhur bangsa. Diharapkan, tradisi ini terus hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai bentuk nyata dari ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam keberagaman.

***